Tuesday, September 20, 2016

AsKep OTALGIA


A.  Pengkajian Fokus
1.    Anamnesis
-          Keluhan Utama
Keluhan utama didapat dengan menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan klien sampai perlu pertolongan.
Keluhan utama klien dengan otalgia adalah nyeri telinga,  perasaan penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam.
Pengkajian nyeri dengan PQRST
Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi  faktor penyebab nyeri, apakah nyeri berkurang apabila beristirahat, dan apakah nyeri bertambah berat bila beraktivitas (Agravation).
Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
SifatKeluhan(Karakter), Dalam hal ini perlu ditanyakan kepada klien apa maksud dari keluhan-keluhannya.
Apakah sifat nyerinya tajam, tumpul, seperti ditusuk-tusuk, di remas-remas, seperti terbakar atau kram.
Region: radiation, relief: dimana Lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan tepat oleh klien, apakah rasa sakit bisa reda, dan apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. Severity(Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau gradasi (0-4) dan klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuannya
Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, dan apakah bertambah buruk pada malam hari atausiang hari.
-             Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu yang berhubungan dengan adanya gangguan pada telinga atau yang berhubungan dengan telinga seperti:  masuknya benda asing pada telinga, trauma, Otitits eksterna, Infeksi bakteri, Infeksi virus myringitis, Otitis media, Gangguan pada tuba eustachius, sakit gigi, sakit tenggorok, tonsillitis, atau gangguan sendi pada rahang
-             Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penggambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi, otalgia, otorea, kehilangan pendengaran.
2.    Pemeriksaan
            Pemeriksaan fisik harus mencakup otologic yang lengkap, neoro-otologic, kepala, dan pemeriksaan leher.
Inspeksi
Insfeksi daun telinga
Caranya:
Dewasa           : ditarik  keatas-kebelakang
 Anak              : Kebelakang
 Bayi                : kebawah
Palpasi
Palpasi daun telinga: tekstur, nyeri pembengkakan dan nodul-nodul.
Palpasi prosesus mastoideus: nyeri, pembengkaka dan nodul.
Lakukan penarikan terhadap lobus lunak bagian bawah.      
B.  Diagnosis Keperawatan
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik , kimia
2.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
3.      Gangguan sensori persepsi (auditori) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
4.      Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya
5.      Kurang pengetahuan berhubunagn dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan
6.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
7.      Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri
8.      Gangguan pola tidur bd nyeri

C.  Rencana Asuhan Keperawatan
           
Dignosa keperawatan
Tujuan dan kreteria hasil
Intervensi
Rasional
Nyeri akut bd agen cedera biologis, fisik, kimia

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang
Kriteria hasil :
-          Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
-          Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.


1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (0-4)

2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery.


3. Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi
Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.
 Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri.
Membantu mengurangi nyeri

Diagnosis keperawatan
Tujuan dan kreteria hasil
Intervensi
Rasional
Nyeri b/d proses inflamasi
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang
Kriteria hasil :
-          Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.

1.      Kaji tingkat nyeri ssi skala nyeri
Memberi info untuk mengkaji respon terhadap intervensi
2.      Kaji dan catat respon pasien terhadap intervensi

membantu dalam memberi intervensi selanjutnya
3.      Kolaborasi beri preparat analgetik
mengurangi nyeri
4.      Memasang sumbu bila kanalis auditorius mengalami edema
untuk menjaga kanalis tetap terbuka

Diagnosis Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran
pasien meningkat
1.      Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat
Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya
Kreteria hasil :
-  Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling keras dari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan
-    Pasien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya
2.      Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau , jika diperlukan seperti musik lembut

. Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang
3.      Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan
Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan



Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kreteria hasil
Intervensi
Rasional
Ansietas b/d kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya
Tujuan : mengurangi ansietas
Kriteria Hasil :
-          Klien tidak menampakkan tanda- tanda gelisah
-          Klien terlihat tenang
Dengarkan dgn cermat apa yg dikatakan klien tentang penyakit dan tindakannya
mendengar memungkinkan deteksi dan koreksi mengenai kesalahpahaman dan kesalahan informasi
Berikan penjelasan singkat ttg organisme penyebab; sasarn penaganan; jadwal tindak lanjut
pengetahuan ttg diagnosa spesifik dan tindakan dapat meningkatkan kepatuhan
Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan berdiskusi
pertanyaan klien menandakan masalah yg perlu diklarifikasi


Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan

Kreteria hasil :
-          Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami
-          Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk kesiapan belajar

1.      Kaji tingkat pengetahuan pasien.

Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan pasien tentang penyakitnya serta indikator dalam melakukan intervensi
2.      Berikan informasi pada pasien tentang perjalanan penyakitnya.

Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan
3.      Berikan penjelasan pada pasien tentang setiap tindakan keperawatan yang diberikan
Mengurangi tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan kerjasama dalam mendukung program terapi yang diberikan




Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kreteria Hasil
Intervensi
Rasional
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas dengan baik
Kreteria hasil :
-          Klien bisa beraktivitas
-          Klien tidak mempunyai masalah dalam beraktifitas.

1.      Kaji tingkat intoleransi klien
Untuk mengetahui tingkat aktivitas klien guna intervensi selanjutnya

2.      Bantu klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
: Bantuan terhadap aktifitas klien dapat mempermudah pemenuhan kebutuhan klien

3.      Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang ringan
Aktivitas yang ringan dapat membantu mengurangi energy yang keluar
4.      Libatkan keluarga untuk proses perawatan dan aktivitas klien
Keluarga memiliki peranan penting dalam aktifitas sehari-hari klien selama perawatan
5.      Ajurkan klien untuk istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup dapat mebantu meminimalkan pengeluaran energy.



Diagosa Keperawatan
Tujuan dan Kreteria Hasil
Intervensi
Rasional
Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri
Tujuan : pola koping klien adekuat

Kreteria Hasil :
-          Klien memiliki koping adekuat
-          Klien tidak mengalami isolasi social
-          Klien bisa berinteraksi dengan orang lain
1.      Kaji tingkat koping klien terhadap penyakit yang dialaminya

Untuk mengetahui tingkat koping pasien terhadap penyakitnya guna intervensi selanjutnya
2.      Kaji tingkat pola koping keluarga terhadap penyakit yang dialami klien

Pola koping keluarga mempengaruhi koping pasien terhadap penyakitnya

3.      Berikan informasi yang adekuat mengenai penyakit yang dialami klien.

Informasi adekuat dapat memperbaiki koping pasien terhadap penyakitnya
4.      Berikan motivasi kepada klien dalam menghadapi penyakitnya

Motivasi dapat membantu pasien dalam menghadapi penyakitnya dan menjalani pengobatan sehingga klien tidak merasa sendirian.

5.      Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien
Motivasi dari keluarga sangat membantu proses koping pasien


Diagnosis Keperawatan
Tujuan dan Kreteria Hasil
Intervensi
Rasional

Tujuan :  klien tidak mengalami gangguan pola tidur

Kreteria hasil :

-          Klien mengatakan tidurnya cukup
-          Klien mengatakan tidurnya nyenyak


1.      Kaji pola tidur klien
untuk mengetahui bagaimana pola tidur klien

2.      Mininalkan suasana lingkungan
lingkungan yang tenang dapat membantu klien untuk beristirahat

3.      Anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur
Minum air hangat dapat membantu klien lebih relaksasi dan lebih nyaman
4.      Ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat tidur klien.

5.      Pemberian obat analgesik
membantu mengurangi nyeri



Daftar Pustaka

Dunna, D.I. Et al. (1995). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd Edition : WB Sauders.
Rothrock, C. J. (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (1998). Buku Ajar Ilmu penyakit THT



Ditulis Oleh : Unknown Hari: 3:01 AM Kategori:

0 comments:

Post a Comment