A.  Pengkajian Fokus
1.    Anamnesis 
-          Keluhan Utama
Keluhan utama didapat dengan menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan klien sampai perlu pertolongan.
Keluhan utama klien dengan otalgia adalah nyeri telinga,  perasaan penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam.
Pengkajian nyeri dengan PQRST
Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi  faktor penyebab nyeri, apakah nyeri berkurang apabila beristirahat, dan apakah nyeri bertambah berat bila beraktivitas (Agravation).
Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. 
SifatKeluhan(Karakter), Dalam hal ini perlu ditanyakan kepada klien apa maksud dari keluhan-keluhannya.
Apakah sifat nyerinya tajam, tumpul, seperti ditusuk-tusuk, di remas-remas, seperti terbakar atau kram.
Region: radiation, relief: dimana Lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan tepat oleh klien, apakah rasa sakit bisa reda, dan apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. Severity(Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau gradasi (0-4) dan klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuannya
Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, dan apakah bertambah buruk pada malam hari atausiang hari.
-             Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu yang berhubungan dengan adanya gangguan pada telinga atau yang berhubungan dengan telinga seperti:  masuknya benda asing pada telinga, trauma, Otitits eksterna, Infeksi bakteri, Infeksi virus myringitis, Otitis media, Gangguan pada tuba eustachius, sakit gigi, sakit tenggorok, tonsillitis, atau gangguan sendi pada rahang 
-             Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penggambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi, otalgia, otorea, kehilangan pendengaran.
2.    Pemeriksaan 
            Pemeriksaan fisik harus mencakup otologic yang lengkap, neoro-otologic, kepala, dan pemeriksaan leher.
Inspeksi
Insfeksi daun telinga 
Caranya:
Dewasa : ditarik keatas-kebelakang
Dewasa : ditarik keatas-kebelakang
 Anak              : Kebelakang 
 Bayi                : kebawah
Palpasi
Palpasi daun telinga: tekstur, nyeri pembengkakan dan nodul-nodul.
Palpasi prosesus mastoideus: nyeri, pembengkaka dan nodul.
Lakukan penarikan terhadap lobus lunak bagian bawah.
Palpasi daun telinga: tekstur, nyeri pembengkakan dan nodul-nodul.
Palpasi prosesus mastoideus: nyeri, pembengkaka dan nodul.
Lakukan penarikan terhadap lobus lunak bagian bawah.
B.  Diagnosis Keperawatan
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik , kimia
2.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
3.      Gangguan sensori persepsi (auditori) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
4.      Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya
5.      Kurang pengetahuan berhubunagn dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan
6.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
7.      Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri
8.      Gangguan pola tidur bd nyeri
C.  Rencana Asuhan Keperawatan
| 
Dignosa keperawatan | 
Tujuan dan kreteria hasil | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Nyeri akut bd agen cedera biologis, fisik, kimia | 
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri   pasien dapat berkurang 
Kriteria hasil :  
-            Melaporkan   nyeri berkurang/ terkontrol. 
-            Menunjukkan   ekspresi wajah/ postur tubuh rileks. | 
1. Observasi keluhan nyeri,   perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (0-4) 
2.   Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery. 
3. Kolaborasi: Berikan obat   analgetik sesuai indikasi | 
Dapat mengidentifikasi   terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya. 
 Membantu klien untuk mengurangi persepsi   nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri. 
Membantu mengurangi nyeri | 
| 
Diagnosis keperawatan | 
Tujuan dan kreteria hasil | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Nyeri b/d proses   inflamasi | 
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri   pasien dapat berkurang 
Kriteria hasil :  
-            Melaporkan   nyeri berkurang/ terkontrol. 
Menunjukkan   ekspresi wajah/ postur tubuh rileks. | 
1.      Kaji tingkat nyeri ssi skala nyeri | 
Memberi info untuk   mengkaji respon terhadap intervensi | 
| 
2.      Kaji dan catat respon pasien terhadap intervensi | 
membantu dalam   memberi intervensi selanjutnya | ||
| 
3.        Kolaborasi   beri preparat analgetik | 
mengurangi nyeri | ||
| 
4.        Memasang   sumbu bila kanalis auditorius mengalami edema | 
untuk menjaga   kanalis tetap terbuka | 
| 
Diagnosis Keperawatan | 
Tujuan dan Kriteria hasil | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan   sensori persepsi | 
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan   ketajaman pendengaran  pasien meningkat | 
1.      Observasi ketajaman   pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat | 
Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk   menentukan intervensi selanjutnya | 
| 
Kreteria hasil : 
-    Pasien   dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak   suara dan sisi paling keras dari garputala, membedakan suara jam dengan   gesekan tangan 
-      Pasien   tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya | 
2.        Berikan   lingkungan yang tenang dan tidak kacau , jika diperlukan seperti musik lembut | 
. Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran   yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang | |
| 
3.      Anjurkan pasien dan   keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan | 
Mematuhi program terapi akan mempercepat proses   penyembuhan | 
| 
Diagnosa keperawatan | 
Tujuan dan kreteria hasil | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Ansietas b/d kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan   tindakan pencegahannya | 
Tujuan : mengurangi ansietas 
Kriteria Hasil :  
-            Klien tidak menampakkan tanda- tanda gelisah 
-            Klien terlihat tenang | 
Dengarkan dgn   cermat apa yg dikatakan klien tentang penyakit dan tindakannya | 
mendengar   memungkinkan deteksi dan koreksi mengenai kesalahpahaman dan kesalahan   informasi | 
| 
Berikan penjelasan   singkat ttg organisme penyebab; sasarn penaganan; jadwal tindak lanjut | 
pengetahuan ttg   diagnosa spesifik dan tindakan dapat meningkatkan kepatuhan | ||
| 
Berikan kesempatan   pada klien untuk bertanya dan berdiskusi | 
pertanyaan klien   menandakan masalah yg perlu diklarifikasi | 
| 
Diagnosa keperawatan | 
Tujuan dan kriteria hasil | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Kurang pengetahuan b.d.kurang   terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan | 
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi   peningkatan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan 
Kreteria hasil : 
-            Melaporkan   pemahaman mengenai penyakit yang dialami 
-            Menanyakan   tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk kesiapan belajar | 
1.      Kaji tingkat pengetahuan pasien. | 
Mengetahui tingkat pemahaman dan   pengetahuan pasien tentang penyakitnya serta indikator dalam melakukan   intervensi | 
| 
2.      Berikan informasi pada pasien   tentang perjalanan penyakitnya. | 
Meningkatkan pemahaman klien   tentang kondisi kesehatan | ||
| 
3.      Berikan penjelasan pada pasien   tentang setiap tindakan keperawatan yang diberikan | 
Mengurangi tingkat kecemasan dan   membantu meningkatkan kerjasama dalam mendukung program terapi yang diberikan    | 
| 
Diagnosa Keperawatan | 
Tujuan dan Kreteria Hasil | 
Intervensi  | 
Rasional | 
| 
Intoleransi aktifitas berhubungan   dengan nyeri | 
Tujuan : klien dapat melakukan   aktivitas dengan baik 
Kreteria hasil : 
-            Klien   bisa beraktivitas 
-            Klien   tidak mempunyai masalah dalam beraktifitas. | 
1.      Kaji tingkat intoleransi klien | 
Untuk mengetahui tingkat aktivitas   klien guna intervensi selanjutnya | 
| 
2.      Bantu klien untuk melakukan   aktifitas sehari-hari | 
: Bantuan terhadap aktifitas klien   dapat mempermudah pemenuhan kebutuhan klien | ||
| 
3.      Anjurkan klien untuk melakukan   aktivitas yang ringan | 
Aktivitas yang ringan dapat   membantu mengurangi energy yang keluar | ||
| 
4.      Libatkan keluarga untuk proses   perawatan dan aktivitas klien | 
Keluarga memiliki peranan penting   dalam aktifitas sehari-hari klien selama perawatan | ||
| 
5.      Ajurkan klien untuk istirahat yang   cukup | 
Istirahat yang cukup dapat mebantu   meminimalkan pengeluaran energy. | 
| 
Diagosa Keperawatan | 
Tujuan dan Kreteria Hasil | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Isolasi sosial berhubungan dengan   nyeri | 
Tujuan : pola koping klien adekuat 
Kreteria Hasil : 
-            Klien   memiliki koping adekuat 
-            Klien   tidak mengalami isolasi social 
-            Klien   bisa berinteraksi dengan orang lain | 
1.        Kaji   tingkat koping klien terhadap penyakit yang dialaminya | 
Untuk mengetahui tingkat koping   pasien terhadap penyakitnya guna intervensi selanjutnya | 
| 
2.        Kaji   tingkat pola koping keluarga terhadap penyakit yang dialami klien | 
Pola koping keluarga mempengaruhi   koping pasien terhadap penyakitnya | ||
| 
3.        Berikan   informasi yang adekuat mengenai penyakit yang dialami klien. | 
Informasi adekuat dapat   memperbaiki koping pasien terhadap penyakitnya | ||
| 
4.        Berikan   motivasi kepada klien dalam menghadapi penyakitnya | 
Motivasi dapat membantu pasien   dalam menghadapi penyakitnya dan menjalani pengobatan sehingga klien tidak   merasa sendirian. | ||
| 
5.        Anjurkan   keluarga untuk selalu memotivasi klien | 
Motivasi dari keluarga sangat   membantu proses koping pasien | 
| 
Diagnosis Keperawatan | 
Tujuan dan Kreteria Hasil | 
Intervensi | 
Rasional | 
|  | 
Tujuan :  klien tidak mengalami gangguan pola tidur  
Kreteria hasil : 
-            Klien   mengatakan tidurnya cukup 
-            Klien   mengatakan tidurnya nyenyak | 
1.        Kaji   pola tidur klien | 
untuk mengetahui bagaimana pola   tidur klien | 
| 
2.        Mininalkan   suasana lingkungan | 
lingkungan yang tenang dapat   membantu klien untuk beristirahat | ||
| 
3.        Anjurkan   klien untuk minum air hangat sebelum tidur | 
Minum air hangat dapat membantu   klien lebih relaksasi dan lebih nyaman | ||
| 
4.        Ajarkan   klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur | 
Membantu klien untuk mengurangi   persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat   tidur klien. | ||
| 
5.        Pemberian   obat analgesik | 
membantu mengurangi nyeri  | 
Daftar Pustaka
Dunna, D.I. Et al. (1995). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd Edition : WB Sauders.
Rothrock, C. J. (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (1998). Buku Ajar Ilmu penyakit THT
 

0 comments:
Post a Comment