A.    Pengkajian 
1.      Sirkulasi 
Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas mungkin menurun atau melambat pada diabetes durasi lama. Edema, peningkatan TD. 
2.      Eliminasi
Dapat mengalami riwayat pielonefritis, infeksi saluran perkemihan berulang (ISK), nefrofati.
3.      Makanan/cairan
Polidipsi, polifagia.
Mual muntah.
Obesitas; penambahan BB berlebihan atau tidak adekuat (klien dengan DMG biasanya gemuk, klien IDDM biasanya tidak gemuk seeblum kehamilan)
Nyeri tekan abdomen 
Dapat mengeluh mengalami hipoglikemia, glikosuria.
4.      Keamanan
Integritas/sensasi kulit lengan, paha, bokong, dan abdomen dapat berubah karena injeksi insulin yang sering.
Kerusakan penglihatan/retinopati mungkin ada.
Riwayat gejala-gejala infeksi dan/atau budaya positif terhadap infeksi, khususnya perkemihan atau vagina
5.      Seksualitas
Tinggi fundus mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap usia gestasi (hidramnion, ketidaktepatan pertumbuhan janin)
Riwayat neonatus besar terhadap usia gestasi (LGA), hidramnion, anomali kongenital, lahir mati tidak jelas
6.      Interaksi Sosial
Masalah/faktor sosioekonomik dapat meningkatkan risiko komplikasi.
Ketidakadekuatan atau kurangnya sistem pendukung yang bertanggung jawab (dapat secara negatif mempengaruhi kontrol diabetik)
7.      Penyuluhan/pembelajaran
Berat badan klien saat lahir kemungkinan 4 kg atau lebih
Dapat mengeluh masalah/perubahan baru pada stabilitas diabetes
8.      Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin glikosida (HbA 1c) menunjukkan kontrol diabetik (HbA 1c) lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan,membuat janin pada beresiko anomali kongenital).
Kadar glukosa serum acak: menentukan kontrol diabetik segera
Kadar keton urine: menentukan status nutrisi 
Budaya urine: mengidentifikasi ISK asimptomatik
Protein dan klirens kreatinin (24 jam): memastikan tingkat fungsi ginjal, khusus pada diabetes durasi lama 
Tes fungsi teroid: menentukan data dasar dan atau mengidentifikasi yang menyertai hipotiroidisme atau hipertiroidisme.
Hemoglobin/ hematoktit (Hb/Ht) : dapat menunjukkan anemia
Kadar trigliserida dan kolesterol: mungkin meningkat
Kadar estriol: menandakan tingkat fungsi plasenta
Tes toleransi glukosa (GTT): meningkatkan pada gestasi minggu ke-20 atau 28
Albumin glikosida: mengukur; skrin terhadap DMG. (bila hasil skiring positif, GTT dan Tes Challenge glukosa harus dilakukan pada gestasi minggu ke-24 sampai 28, untuk memeriksa diabetes gestasional).
Elektrokardio gram (EKG) : dapat menunjukkan perubahan fungsi kardiovaskular pada diabetes durasi lama
Kultur vagina: mungkin positif untuk kandida albikan (infeksi monilia)
Tes non stres (NST): dapat mendemonstrasikan penurunan respon janin pada aktivitas maternal. 
Seri ultrasonografi:menentukan adanya makrosomia atau retardasi pertumbuhan intra uterus (IUGR) 
Kontraktion stres test (CST) , oksitosin Challenge Test (OCT) : hasil positif menandakan insufisiensi plasenta.
Amniosentesis: memastikan maturitas paru janin dengan menggunakan rasio Lessitin terhadap spingomielin (L/S) atau adanya postfatidilgliserol (pg)
Kritria profil biofisik (BPP) : mengkaji kesejahteraan/maturitas janin. 
9.      Perioritas Keperawatan
a.       Menentukan kontriol diabetik segera dan sebelum minggu ke-8
b.      Mengevaluasi kesjahteraan klien/janin terus-menurus
c.       Mencapai dan mempertahankan normoglikemik (Euglikemia)
d.      Memberikan informasi yang tepat bagi klien atau pasien
   B.     Intervensi Keperawatan
| 
No | 
Diagnosa Keperawatan | 
Tujuan | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
1 
2 
3 
4 | 
Ketidakseimbangan   Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk   mengabsorbsi nutrien 
Risiko Gangguan hubungan ibu / janin berhubungan   dengan gangguan metabolisme glukosa(mis. Diabetes) 
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah   berhubungan kurang informasi manajemen diabetes gestasional 
Resiko tinggi cedera terhadap janin  berhubungan dengan peningkatan kadar   glukosa  | 
Klien dapat: 
Mempertahankan 24-30 bb pada masa pranatal, atau   yang tepat untuk BB sebelum kehamilan. 
Mempertahankan   glukosa darah puasa (FBS) antara 60-100 mg/dl, dan 1 jam prospandial tidak   lebih dari 140 mg/dl. 
Mengungkapkan pemahaman tentang aturan tindakan   individu dan kebutuhan pemantauan diri yang sering setelah diberikan   informasi. 
Klien akan: 
Tetap normotensif. 
Mempertahankan normoglikemi selama kehamilan. 
Bebas dari komplikasi (mis. Infeksi, pemisahan   plasenta).  
Klien dapat: 
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes   selama kehamilan. 
Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes   laboratorium, dan aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes. 
Mendemonstrasikan   kemahiran memantau sendiri dan pemberian insulin setelah diajarkan /dibrikan   informasi.. 
Klien   dapat: 
Menunjukkan   reaksi NST secara normal dan oxytocin challenge test (OCT) negatif dan/atau   test stres kontraksi (CST). 
Mengalami   term penuh, dengan ukuran tepat terhadap usia gestasional. | 
Mandiri : 
Timbang berat badan klien setiap kunjungan   pranatal.anjurkan klien memantau berat badan secara periodik antara kunjungan    
Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam  
Tinjau ulang atau berikan informasi mengenai   perubahan yang diperlukan  pada   penatalaksanaan ; misal , gantikan agen oral menjadi insulin bila tidak   dilakukan sebelum konsepsi, gunakan hanya insulin humulin, pemantauan sendiri   kadar glukosa serum pada sedikitnya 6x sehari    (mis: sebelum dan sesudah setiap makan ), dan menurunkan karbohidrat   pada diet 
Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang   teratur ( mis: makan 3 kali/4 kudapan ) bila menggunakan insulin. 
Perhatikan adanya mual dan muntah, khususnya pada   trimester pertama 
Kaji pemahaman tentang efek stres pada diabetes.   Berikan informasi tentang penatalaksanaan stres dan relaksasi. (rujuk pada   MK: kehamilan resiko tinggi)  
Anjurkan klien metoda finger stick untuk memantau glukosa sendiri dengan menggunakan   strip enzim dan meter reflektan. Minta klien mendemonstrasikan prosedur ini. 
Anjurkan pemantauan keton urin pada saat  terjaga dan bila rencana makan atau kudapan   diperlambat. 
Tinjau ulang/diskusikan tanda dan gejala serta   kepentingan hipoglikemia atau hiperglikemia 
Instruksikan klien untuk mengatasi hipoglikemi   asimptomatik, bila ini terjadi, dengan satu gelas susu sebanyak 8 oz dan   ulangi dalam 15 menit bila kadar glukosa serum tetap dibawah 70 mg/dl 
Kolaborasi  
Diskusikan dosis, jadwal dan tipe insulin 
Sesuaikan diet atau regimen insulin untuk memenuhi   kebutuhan individu 
Rujuk pada ahli diet terdaftar pada diet individu   dan konseling pertanyaan mengenai diet 
Pantau kadar glukosa serum pada kunjungan awal,   kemudian sesuai indikasi dengan kondisi klien 
Tentukan hasil HbA1c setiap 2-4 mgg 
Siapkan untuk perawatan di rumah sakit bila   diabetes tidak terkontrol 
Mandiri: 
Perhatikan klasifikasi White untuk diabetes . kaji derajat kontrol diabetik (kriteria pederson) 
Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan   praterm 
Bantu klien untuk memantau glukosa arah dirumah,   yang dilakukan minimal 6 kali/hari 
Kaji terhadap    atau pantau adanya edema  
Identifikasi kejadian hipoglikemia yang terjadi di   rumah 
Kaji dan tinjau ulang adanya tanda dan gejala ISK   pada klien 
Jadwalkan pemeriksaan oftamologi selama trimester   pertama pada semua klien, dan pada trimester kedua dan ketiga bila klien   kelas D atau di atasnya  
Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan   terhadap penyakit dari klien/pasangan, termasuk hubungan antara diet,   latihan, penyakit, stres dan kebutuhan insulin 
Tinjau ulang pentingnya dirumah dilakukan   pemantauan terhadap serum glukosa dengan menggunakan meteran reflektan dan   strip enzim, dan kebutuhan untuk sering mengukur (paling sedikit 6x/hari),   sesuai indikasi. Demonstrasikan prosedur, kemudian observasi demonstrasi   ulang oleh klien 
Tinjau ulang alasan menghindari obat hipoglikemik   oral, meskipun telah digunakan oleh klien kelas A, untuk mengontrol diabetes   selama kehamilan 
Mandiri: 
Berikan informasi tentang cara kerja dan efek   merugikan dari insulin. Bantu klien untuk belajar melakukan pemberian   injeksi, pompa insulin, atau sprei nasal (teknik pengalaman) sesuai indikasi 
Jelaskan penambahan berat badan normal pada klien 
Berikan informasi tentang kebutuhan program   latihan ringan (secara teratur, 20 menit setelah makan). Ingatkan untuk   berhenti latihan bila glukosa melebihi 300 mg/dl 
Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada   kondisi diabetik dan harapan masa datang 
Diskusikan bagaimana supaya klien dapat mengenali   tanda-tanda infeksi 
Anjurkan klien mempertahankan pengkajian harian di   rumah terhadap kadar glukosa serum, dosis insulin, diet,latihan, reaksi,   perasaan umum tentang sejahtera, dan pemikiran lain yang berhubungan 
Berikan nomor anggota tim kesehatan  untuk dihubungi 
Tinjau kadar Hb/Ht. Berikan informasi diet tentang   sumber-sumber zat besi dan kebutuhan suplemen zat besi 
Bantu klien /keluarga untuk pemberian glukagon.   Instruksikan klien untuk menyertainya dengan susu 8 oz, kemudian periksa   ulang kadar glukosa dalam 15 menit 
Mandiri: 
Tentukan klasifikasi white terhadap diabetes; jelaskan klasifikasi dan makna pada   klien/pasangan 
Kaji kontrol diabetik klien sebelum konsepsi 
Kaji gerakan janin dan DJJ setiap kunjungan sesuai   indikasi. Anjurkan klien untuk secara periodik menghitung/mencatat gerakan   janin mulai kira-kira gestasi  minggu   ke-18, kemudian setiap hari dari gestasi minggu ke-34 
Pantau tinggi fundus setiap kunjungan 
Pantau urin terhadap keton 
Berikan informasi dan kuatkan prosedur untuk   pemantauan glukosa dan penatalaksanaan diabetik di rumah. 
Pantau adanya HKK ( edema, proteinuria,   peningkatan tekanan darah) 
Berikan informasi tentang efek diabetes yang   mungkin pada pertumbuhan dan perkembangan janin 
Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk NST   setiap minggu setelah gestasi minggu ke-30 NST dua kali  seminggu setelah gestasi minggu ke-36 
Diskusikan rasional/prosedur untuk melaksanakan   OCT/CST setiap minggu pada gestasi minggu ke-30 sampai ke-32 
Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk   amniosentesis dengan menggunakan rasio L/S dan adanya pg. 
Kolaborasi: 
Kaji HbA1c setiap 2-4 mgg sesuai   indikasi 
Kaji kadar albumin  glikosilat pada gestasi minggu ke-24 sampai   ke-28, khususnya pada klien dengan kategori resiko tinggi (riwayat bayi   makrosomik, DMG sebelumnya, atau riwayat DMG keluarga positif) ikuti dengan   GTT bila hasil positif 
Dapatkan kadar serum alfa-fetaprotein pada gestasi   minggu ke-14 sampai 16 
Siapkan untuk ultrasonografi pada gestasi minggu   ke-8, ke-12, ke-18, ke-28, dan ke-36 sampai ke-38 sesuai indikasi 
Lakukan NST dan OCT/CST dengan tepat 
Tinjau ulang kadar klirens kreatinin periodik 
Dapatkan sekuensial serum atau spesimen urinarius   24 jam terhadap kadar estriol setelah gestasi minggu ke-30 
Bantu bila perlu dengan pengkajian BPP 
Bantu dengan persiapan kelahiran janin pervagina   atau melalui pembedahan bila hasil tes menandakan penuaan dan insufisiensi   plasenta | 
Penambahan berat badan adalah kunci penunjuk untuk   memutuskan penyesuaian kalori 
Membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien   tentang  menaati aturan diet 
Kebutuhan metabolisme janin atau maternal   membutuhkan perubahan besar selama gestasi, memerlukan pemantauan ketat dan   adaptasi. Penelitan menunjukkan antibodi terhadap insulin terhadap plasenta,   menyebabkan berat badan janin tidak tepat . penggunaan insulin manusia   menurunkan antibody ini. Penurunan karbohidrat sampai kurang dari 40% dari   kalori yang dicerna menurunkan derajat puncak glukosa posprandial atau   hiperglikemia. Karena kkehamilan menghasilkan intoleransi karbohidrat berat   pada pagi hari , makan pertama harus sedikit, dengan sedikit karbohidrat. 
Makan sedikit dan sering  menghindari hiperglikemia postprandial dan   ketosis puasa/kelaparan 
Mual dan muntah dapat menyebabkan difesiensi   karbohidrat, yang dapat menimbulkan metabolisme lemak dan terjadinya ketosis. 
Stres dapat meningkatkan kadar glukosa,   menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin 
Kebutuhan insulin sehari dapat dinilai   bderdasarkan temuan glukosa serum periodik.  
Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan dengan   ketonuria, menandakan kebutuhan terhadap peningkatan karbohidrat atau   tambahan kudapan ekstra pada rencana diet (mis, adanya kekambuhan ketonuria   pada saat terjaga mungkin dibatasi dengan satu gela susu pada jam 03.00 pagi) 
Hipoglikemia mungkin lebih tiba-tiba atau berat   pada trimester pertama, karena peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen   oleh klien dan perkembangan janin, serta kadar rendah dari insulin antagonis   laktogen plasenta manusia (HPL). 
Penggunaan jumlah besar karbohidrat sederhana   untuk mengatasi hipoglikemia menyebabkan nilai glukosa darah meningkat.   Kombinasi kompleks karbohidrat dan protein mempertahankan normoglikemia lebih   lama dan membantu mempertahankan stabilitas glukosa darah sepanjang hari. 
Pembagian dosis mempertimbangkan kebutuhan basal   maternal dan ratio waktu makan terhadap makanan, dan memungkinkan kebebasan   dalam penjadwalan makan. 
Kebutuhan metabolik pranatal berubah selama   trimester, dan penyesuaian ditentukan oleh penambahan berat badan dan hasil   tes laboratorium. 
Diet spesifik pada individu perlu untuk   mempertahankan normoglikemia dan untuk mendapatkan penambahan berat badan   yang diinginkan 
Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir   menurun bila kadar FBS direntang antara 60 dan 100 mg/dl, kadar prepandial   antara 60 dan 105 mg/dl, 1 jam postprandial tetap rendah 140 mg/dl, dan 2 jam   postprandial kurang dari 120 mg/dl 
Memberikan keakuratan gambaran rata-rata kontrol   glukosa serum selama 60 hari sebelumnya. Kontrol glukosa serum memerlukan   waktu 6 minggu untuk stabil 
Mordibitas bayi dihubungkan pada hiperinsulinemia janin   karena hiperglikemia maternal. 
Klien diklasifikasikan sebagai D,E, atau F adalah   berisiko tinggi terhadap komplikasi, seperti pada kehamilan klien dengan   tanda-tanda prognosa yang jelek (prognostically   bad signs of pregnancy[PBSP]) 
Distensi uterus berlebihan karena makrosemia atau   hidramnion dapat mempredisposisikan klien pada persalinan awal 
Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih besar   karena ambang ginjal terhadap glukosa menurun selama kehamilan 
Klien diabetik cenderung kelebihan retensi cairan   dan HKK karena perubahan vaskular. Beratnya perubahan vaskular sebelum   kehamilan mempengaruhi luas dan waktu awitan HKK 
Kejadian hipoglikemik paling sering terjadi pada   trimester ketiga, karena aliran glukosa darah dan asam amino yang kontinu   pada janin, dan untuk menurunkan HPL. Muntah dapat menimbulkan ketosis 
Deteksi awal ISK dapat mencegah pielonefritis,   yang dianggap memperberat persalinan prematur 
Latar belakang retinopati dapat berlanjut selama   kehamilan, karena keterlibatan vaskular berat. Terapi koagulasi laser dapat   memperbaiki kondisi klien dan menurunkan fibrosis optik. 
Klien dengan diabetes sebelumnya atau DMG berisiko   terhadap ambilan glukosa yang tidak efektif dalam sel, penggunaan   lemak/protein untuk energi secara berlebihan, dan dehidrasi selular saat air   dialirkan dari sel oleh konsentrasi hipertonik glukosa dalam serum. Kehamilan   mengubah kebutuhan insulin secara drastis dan memerlukan kontrol yang lebih   ketat 
Pengukuran glukosa darah sering memungkinkan klien   mengenali dampak diet dan latihannya pada kadar glukosa serum dan   meningkatkan  kontrol ketat terhadap   kadar glukosa. Meskipun insulin tidak melewati plasenta, agen hipoglikemik   oral dapat dan potensial membahayakan janin , memerlukan perubahan   penatalaksanaan diabetik 
Perubahan metabolik pranatal menyebabkan  kebutuhan insulin berubah . pada trimester   pertama, kebutuhan insulin rendah, tetapi menjadi dua kali dan kemudian empat   kali lipat selama trimester kedua dan ketiga 
Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia dapat   menyebabkan kerusakan janin dan menghambat penggunaan protein optimal  
Klien harus latihan setelah makan untuk membantu   mencegah hipoglikemia dan menstabilkan penyimpangan glukosa, kecuali terjadi   peningkatan glukosa berlebihan, dimana latihan dapat meningkatkan   ketoasidosis   
Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa   takut tentang ketidaktahuan, meningkatkan kemungkinan kerjasama, dan dapat   membantu menurunkan komplikasi janin/ maternal  
Penting untuk mencari pertolongan medis awal untuk   menghindari komplikasi  
Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi   perawatan, catatn harian klien dapat membantu bagi evaluasi dan perubahan   terapi 
Klien perlu dyakinkan bahwa pertanyaan akan   dijawab dan masalh akan dihadapi dengan segera dalam 24 jam sehari. 
Anemia lebih diperhatikan pada klien dengan   diabetes yang ada sebelumnya,karena peningkatan kadar glukosa menggantikan   oksigen pada molekul Hb, mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen 
Adanya gejala-gejala hipoglikemia (diaforesis,   sensasi kesemutan, palpitasi) dengan kadar glukosa dibawah 70 mg/dl memrlukan   intervensi segera. Penggunaan glukagon sebagai kombinasi  susu dapat meningkatkan  kadar glukosa serum tanpa resiko berbalik   menjadi hiperglikemia. Glukagon juga bermanfaat selama periode morning sickness/ muntah bila masukan   makanan dibatasi dan kadar glukosa serum turun 
Janin kurang berisiko bila klasifikasi white adalah A, B, C. Klien dengan   klasifikasi D atau di atas yang mengalami masalah ginjal atau asidotik atau   HKK berisiko tinggi. 
Kontrol ketat (kadar HbA1c normal)   sebelum konsepsi membantu menurunkan risiko mortalitas dan anomali kongenital 
Terjadinya insufisiensi plasenta dan ketosis   maternal mungkin secara negatif mem[pengaruhi gerakan janin dan DJJ. 
Bermanfaat untuk mengidentifikasi pola   pertumbuhan  abnormal (makrosomia atau   IUGR, kecil atau besar terhadap usia gestasi [SGA/LGA]) 
Kerusakan SSP yang tidak dapat diperbaiki atau   kematian janin dapat terjadi sebagai akibat dari ketonemia maternal, khusunya   pada trimester ketiga   
Penurunan mortalitas dan komplikasi mordibitas   janin /bayi baru lahir dan anomali kongenital dihubungkan dengan kadar FBS   optimal antara 70 dan 95 mg/dl, dan kadar glukosa postprandial 2 jam kurang   dari 120 mg/dl. Pemantauan yang sering perlu untuk mempertahankan tentang   yang dekat ini dan menurunkan insiden hipoglikemia atau hiperglikemia janin. 
Kira-kira 12-13% dari diabetes berkembang menjadi   gangguan hipertensi karena perubahan kardiovaskular berkenaan dengan   diabetes. Kelainan ini secara negatif mempengaruhi perfusiplasenta dan status   janin 
Pengetahun membantu klien membuat keputusan   tentang melaksankan aturan dan dapat meningkatkan kerja sama 
Aktivitas dan gerakan janin merupakan pertanda   baik dari kesejahteraan janin. Tingkat aktivitas menurun sebelum terjadi   perubahan pada DJJ 
CST mengkaji perfusi oksigen dan nutrien plasenta   pada janin. Hasil positif menandakan insufisiensi plasenta, dimana pada kasus   ini mungkin memerlukan kelahiran melalui pembedahan 
Maturitas paru janin adalah kriteria yang   digunakan untuk menentukan apakah kelangsungan hidup mungkin untuk terjadi   bila fungsi maternal/plasenta terganggu sebelum term.hiperinsulinemia   menghambat dan mempengaruhi surfuktan ; karena nya, pada klien diabetik, tges   terhadap adanya pg lebih akurat daripada menggunakan rasio L/S. 
Insiden bayi malformasi secara kongenital   meningkat pada wanita dengan kadar HbA1c tinggi (lebih tinggi dari   8,5%) pada awal kehamilan atau sebelum konsepsi. 
Tes serum untuk albumin glikosilat menunjukkan   glikemia lebih dari beberapa hari dan dapat meningkatkan  penerimaan seperti alat skrining bagi DMG   karena ini tidak melibatkan pembebanan glukosa yang potensial membahayakan   seperti pada GTT. HbA1c tidak cukup sensitif sebagai alat skrining   untuk DMG 
Insiden kerusakan tuba neural lebih besar pada   klien diabetik daripada nondiabetik, khususnya bila kontrol sebelum kehamilan   sudah buruk. 
USG bermanfaat dalam memastikan tanggal gestasi   dan mampu mengevaluai IUGR 
Mengkaji kesejahteraan janin dan keadekuatan   perfusi plasenta 
Terdapat sedikit paralel antara kerusakan vaskular   ginjal dan kerusakan aliran darah uterus 
Meskipun kadar estriol tidak digunakan sesering   sekarang, penurunan kadar dapat menunjukkan penurunan fungsi plasenta,   menimbulkan kem ungkinan IUGR dan lahir mati 
Memberikan skor untuik mengkaji   kesejahteraan/resiko janin 
Membantu menjamin hasil positif untuk neonatus.   Insiden lahir mati meningkat secar bermakna pada gestasi lebih dari minggu   ke-36. Makrosemia sering menyebabkan distosia dengan sefalopelvis disporposi   (CPD) | 
DOWNLOAD
 

0 comments:
Post a Comment